Wednesday, June 16, 2010

Sebuah Gawang


Mimpi,apa saja definisi dari sebuah "Mimpi"?
Apakah ia adalah bunga tidur ketika seseorang terlelap melupakan aktivitas hariannya sejenak
Ataukah dalam definisi Cita-cita dan pengharapan?

Bagiku definisi "Mimpi" adalah union dari kedua definisi yang telah kusebutkan.
Kadang "Mimpi" itu datang tanpa diundang,mengisi hari-hariku,membuatkan gawang ilusi dihadapanku,dan memacuku untuk menendang bola ke dalamnya.
Tapi dalam "Mimpi" ku ini,kulihat begitu banyak "kiper" di depan gawang itu,banyak beling dan batu batu tajam di depan kakiku.
Kulangkahkan kakiku,aku jatuh berlutut kesakitan,menangis sejadi-jadinya menahan rasa ini.Ketika Luka dan air mataku kering,kulangkahkan lagi kakiku menjejak beling-beling dan batu tajam itu.Kembali ku tersungkur jatuh kesakitan.

"Mengapa begitu sulit?mengapa?aku sudah berusaha begini keras hanya untuk mencetak gol,kenapa orang-orang di sekelilingku begitu mudah menendangkan bola ke gawang itu,sedangkan aku tidak?!?Apa yang dihadapanku ini bukan Gawang milikku?Apa aku sudah salah melangkah di antara beling-beling ini?Tapi aku tetap yakin klau gawang itu adalah milikku!!Milikku yang sudah disuratkan dari sananya!!!"

Itulah kata-kata yang memenuhi pikiranku saat itu.Sesekali kutengok ke belakang,melihat sudah berapa banyak langkah dan darah yang sudah kuhabiskan.Rasanya aku ingin mundur,mundur perlahan menjauhi gawang itu.Namun apa daya,belakangku pun penuh dengan beling dan duri tajam.

"Itu sudah jalanmu nak!" Ucap seorang kakek berjubah putih yang berdiri di samping gawang.
"Bagaimana anda yakin dan tahu kalau itu adalah milikku?"
"Sssssttt!!!jangan berbicra terlalu keras nak,apa kau dengar sesuatu?"
(Hening).."Tidak sama sekali"
"Dengarkanlah,dia,yang di dalam Jiwamu ingin berbisik,privat hanya denganmu,aku pun bahkan tak bisa mendengarnya,begitu juga dengan orang-orang itu!!"

Aku hening sejenak,aku tak mengerti apa maksudnya,Kuberdiri tegak,menghening sejenak,berusaha mendengar apa yang dibisikkan Jiwa ini.

Tiba-tiba kudengar pelan dan lembut sekali,seseorang,wanita sepertinya,dia berbicara sangat pelan kepadaku.
"Berjalanlah terus sayangku"
"Siapa kamu?"Tanyaku
"Aku adalah kamu dan kamu adalah aku"

Aku tetap tak mengerti apa maksudnya.Aku pun enggak berjalan lagi,tak tahu kenapa aku takut merasakan sakit kakiku yang sudah lelah menancap di beling, batu, dan duri itu.

"Berjalanlah terus"
Aku pun mengalami yang namanya dilemma,apakah aku akan jalan terus dengan sakit-sakit ini,ataukah aku berdiri disini mengecap rasa nyaman ini?


No comments:

Post a Comment