Wednesday, May 25, 2011

Rindu

Rasa ini tertuju untukmu
Tak henti hentinya ku berpikir dalam dunia alam bawah sadarku untuk berjumpa dengan kalian
Tak hentinya kujulurkan tanganku ini untuk menggapai kalian
Rasanya aku sudah gila

Rasa ini semakin menumpuk dalam jiwa ini di tiap detik jalan hidupku
aku berusaha tetap tegap menyongsong matahari esok hari
kadang ku merasa bahu ini semakin berat tanpa kalian
Kadang aku tersungkur dalam kesunyian ini

mengapa manusia selalu menyia-nyiakan waktunya saat mereka diberi kesempatan bersama dengan orang yang begitu berharga dalam hidupnya?
Mengapa kami selalu membuang sia-sia waktu itu?
kini saatnya telah tiba,kudiberi hukuman yang setimpal dengan rasa sia-sia itu

hukuman ini sedang kucicipi perlahan-lahan
apa rasanya?apa rasanya??
"pahit.....pahit sekali"
aku tak mampu bernafas dalam kepahitan ini
mataku sudah kering mencicipi rasa ini

semakin kupandangi kenangan-kenangan bersama
semakin sesak dada ini
semakin kupandangi birunya langit dan hangatnya matahari
semakin sakit dada ini

Rasanya aku ingin pergi ke rimba sunyi dan mengeluarkan semua amarah ini
aku ingin berteduh di bawah pohon jiwa yang rindang
biarkanlah aku terlelap sejenak melupakan semua
biarkanlah aku sesaat merebahkan jiwa ini di tanah kedamaian
Biarkanlah aku menyatu dengan kesunyian walau cuma sesaat

Aku bukanlah manusia yang tercipta sempurna apa adanya
Aku bukanlah makhluk tergambar serupa dengan sang pencipta
aku juga bisa tak berdaya dibebani semua
aku ingin sekali bersandar dan bertumpu pada sesuatu yang tidak ada
tuk melepaskan penat barangkali sedetik saja


biarkanlah aku mencurahkan semua hal tak bermakna ini dalam sebuah kotak

Saat ku dewasa

Kala ku kecil,selalu tak luput dari pikiranku untuk cepat tumbuh dewasa.
Aku ingin sekali menghirup udara di luar sana,menyongsong keindahan duniawi tanpa kekangan dari manapun.

Kala ku kecil,selalu ku bermimpi bertemu dengan pangeranku yang berkuda putih tuk menjemputku.
Impian indah itu selalu menemani tiap detik raga ini,selalu membuahkan impian indah di keesokan harinya.

Kala ku kecil,selalu ku berpikir,dewasa itu indah apa adanya,dewasa itu menyenangkan,dewasa itu mudah.


Kala ku kecil,tak henti-hentinya ku menghitung,setiap langkah yang sudah kulalui,dan berarap jikalau ku membuka mata esok pagi,diri ini sudah dewasa.


Kala itu,masa-masa terindah sepanjang hayat ini,kunikmati dan kugenggam erat-erat dalam jiwa ini

Saat ini,kurasakan rindu terdalam untuk masa-masa itu
Masa-masa dimana ku bermain gembira tanpa khawatir atas kebusukan dunia
Masa-masa saat ku melihat dunia dengan indah

Aku lelah dengan dunia dewasa ini,semakin diriku dewasa,semakin aku tercengang dengan sosok asli dunia ini

DUNIA INI GILA!!!DUNIA INI KEJAM!!!DUNIA INI KOTOR!!!

Aku pun merasa bahwa diriku ini pun kelak hanyut dalam dunia ini.
Aku merasa kian ku dewasa,kian ku jauh dari sang Pencipta.
Aku merasa jikalau diriku ini makin banyak menanggung beban

Apa ini dunia yang kuimpi-impikan sejak kecil?
Mengapa dunia ini selalu mengecewakan diriku ini?
Kumerasa makin berat jiwa ini menanggung semua.

Saat ini kurasa,jikalau ku memandang ke depan,pandangan ku kabur ,semua seperti berputar-putar,berputar-putar tanpa ujung seperti layaknya dunia tanpa dimensi.
Kadang ku juga bertanya,apa ini jalan hidup terbaik untuk raga ini?
Apa aku telah berada di jalan yang benar?
Apa jangan-jangan aku telah ikut terseret masuk ke lubang hitam tanpa ujung ini?


Ku jatuh di perjalanan ini,ku tersungkur dalam jalan ini.
KAU kirimkan aku wakil-wakilmu yang begitu mengasihiku untuk mengangkatku kembali dan mengobati semua luka itu.

Ku tersesat dalam jalan ini,kumasuki rimba lebat tak bermatahari.
Kudiperdaya rubah-rubah jahat yang membuatku semakin masuk ke dalam rimba itu.
tapi Engkau kirimkanku wakil-wakilmu yang mulia untuk menjemputku ini.

Aku pun takut dan trauma jikalau diriku terjatuh dan tersesat seperti dulu.
Karena itu kumohon padaMu,bimbinglah jalan ini.berikanlah aku sepercik cahaya terang dalam kegelapan dunia ini,lindungilah wakil-wakilMu yang mulia itu.

Aku pun sadar,aku tak hanya boleh tercengang melihat dunia ini.
Aku tak boleh hanya berpangku tangan dalam keterpurukan ini

Wednesday, May 4, 2011

Dendam

Bolehkah kuakui dan berterus terang?
Kau yang disana
Kau yang selalu menghantui nurani
Dendam ini,tak pernah musnah dari hati kecilku

Waktu yang telah kulewati
Detik,jam,hari,tahun,abad
Alam bawah sadar ini selalu menggelitik telinga dan membisikan suatu rencana
Rencana jahat yang selalu membuatku tersenyum menang

Tapi apa daya?
Raga tak berani melangkah
Hanya mampu berdoa agar alam dan waktu yang membalas semuanya
Kadang lupa kadang muncul
Amarah ini bagai api di tengah padang pasir
Jika hujan melanda,padam
Jika panas berkepanjangan,api pun semakin menjadi

Alam memang adil
Bolehkah ku tersenyum dan tertawa di atas penderitaanmu?
Ku tahu ini dosa
Manusia biasa adalah diriku
Memiliki sisi gelap itulah yang kupunya